ImajiSemu.com – Mengulang apa yang pernah gua tulis sebelumnya di wordpress dengan judul yang kurang lebih mirip dengan judul ini yaitu KKN PENA UIN di Desa Sukamulya Bogor dan mendapatkan view yang cukup banyak.
Saat ini di bulan September 2019 ini gua coba menyajikannya kembali di IMAJISEMU banyak cerita yang gua ketawa sendiri ketika mengulang membacanya karena terngiang segala kekocakan yang ada, oke semoga bermanfaat ya jika ada manfaatnya.

Kesan KKN PENA di Desa Sukamulya
Selama satu bulan full KKN bersama teman-teman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 lalu dengan nama KKN PENA UIN di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Gua merasakan mendapatkan keluarga baru sekaligus. Ada beberapa orang anggota KKN PENA yaitu ada Ahmad Ulul Azmi, Muhammad Iqbal, Hidaya Sari, Fadli, Anisa, Hasna, Niwa, Amanah, Ryana, Wahyu, Mita, Lina, dan yang paling besar waktu itu namanya Aulia Rahman (Uli), maaf cuma anak Fakultas Sains dan Teknologi jurusan IT sama si besar Uli doang yang gua inget nama lengkapnya, soalnya 1 jurusan sama gua wkwk.
Oke lanjut lagi. Perbedaan dimana masing-masing individu ingin terlihat menonjol dapat terhapuskan dengan kebersamaan yang tak kunjung usai hingga KKN berakhir. Pengalaman baru dengan lingkungan dan manusia serta cuaca yang berbeda selama satu bulan menjadikan gua mengerti akan kehidupan yang dialami orang lain diluar keluarga inti gua pribadi. Di mana gunung menjadi tempat yang sangat indah untuk berlangsungnya kehidupan bagi setiap masyarakat yang menempatinya, ya iyalah ya wkwk. Banyak juga pelajaran yang didapat dari lingkungan serta orang-orang yang berada disekitar tempat kami tinggal selama KKN.
Baca juga: Bayi Demam Setelah Imunisasi Pengalaman Pribadi
KKN PENA, begitulah nama kelompok kami di sebut. Banyak anak-anak kecil di sini di desa Sukamulya kecamatan Sukamakmur Bogor yang hebat dengan cita-cita yang luar biasa. Gua merasakan rasa ingin tahu mereka yang luar biasa terhalang oleh kecanggihan teknologi pada masa itu. Namun mereka tetap antusias kala gua, Iqbal, Ulul, dan Sari memberikan sedikit informasi tentang menggunakan perangkat laptop sederhana. Mereka tidak bisa mengulang di rumah, karena keterbatasan biaya dan keadaan. Terlepas itu semua mereka tetap semangat dan datang kembali pada keesokan harinya.
Keramahan dari warga sekitar lokasi membuat teman-teman KKN PENA dan gua merasa nyaman berada disitu. Mereka membuat kami seakan-akan bagian dari mereka yang telah mereka kenal dalam jangka waktu yang lama, itu tergambarkan dari kedekatan kami. Keramah tamahan penduduk desa membuat kami betah berlama-lama jika ditawari singgah di rumah mereka. Kedekatan kami pun dengan anak-anak disekitar lingkungan membuat kami dan mereka cukup merasakan kesedihan ketika masa KKN telah usai. Waktu terasa sangat berarti diminggu-minggu terakhir saat KKN akan usai. Dimana gua pribadi mencoba untuk lebih dekat dengan kehidupan anak-anak disekitar dengan bermain bersama sambil menekankan sedikit motifasi dengan sesekali bercerita tentang impian dan cita-cita yang sedang gua lakukan dengan tujuan membuat mereka kembali bersemangat akan cita-cita yang sempat membuat mereka terkadang pasrah akan cita-citanya karena mereka merasa bahwa cita-citanya terlalu tinggi dengan kemampuan yang amat sangat tidak mungkin menurut mereka. Dengan suntikan beberapa pembicaraan yang terkadang membahas tentang semangat awal gua dalam menggapai cita-cita dibidang musik membuat mereka kembali berusaha untuk menggapai cita-citanya salah satunya dengan semangat belajar di sekolah dengan mengikuti semua ekskul yang mereka sukai. Dalam hal motivasi kami semua anggota KKN PENA selalu memberikan yang terbaik, namun dengan metode dan cara kami masing-masing agar tidak terdengar membosankan karena mengucapkan hal yang sama berulang-ulang.
Buat gua ini adalah kesan yang luar biasa yang didapatkan selama KKN berlangsung. Dimana pelajaran tentang kehidupan serta bersosialisasi dengan lingkungan baru yang mungkin tidak akan pernah gua dapatkan didalam ruang-ruang kelas di dalam kampus menjadi ilmu yang cukup berharga untuk menjadi bekal ketika gua pribadi berada dilingkungan luar setelah lingkungan kampus berakhir.
Pesan Setelah Masa KKN PENA Berakhir
Alam di Sukamulya masih terlalu indah, masih berteman dengan kehijauan yang asri dengan air jernih yang langsung keluar dari sumber-sumber mata air pegunuungan meskipun beberapa bagian tanah disana dikuasai oleh orang-orang dari luar desa. Di sana masih jarang bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Alangkah lebih baiknya disana akan terus seperti itu. Dan jika ada yang berminat untuk tinggal disitu, atau nanti mendapatkan lokasi KKN di Sukamulya, sebaiknya jagalah tempat itu dengan sebaik mungkin tanpa mencemari lingkungan sekitar. Dan sebisa mungkin untuk mahasiswa selanjutnya yang akan KKN di Sukamulya melakukan koordinasi yang baik dengan warga sekitar karena kami KKN PENA telah memberikan kesan yang insyaAllah baik dirumah kedua kami yakni Sukamulya.
Dan untuk kawan-kawan yang telah berkoordinasi dengan baik didalam satu nama yakni PENA gua ucapkan terimakasih atas kerjasama dan segala bantuannya, baik dalam membantu program kerja gua maupun selama tinggal bersama dalam satu atap. Setiap pertemuan akan selalu tergariskan perpisahan, namun kita sebagai muslim diajarkan untuk tetap menjalin komunikasi yaitu dengan silaturahim dimana kita bisa berbicara, tertawa, dan berbagi kisah meskipun semua tidak berlangsung dalam satu atap dengan keadaan dan kondisi bersama seperti yang kita alami di desa saat KKN berlangsung. Gua merasakan suasana hangat yang kita jalani dalam jangka waktu yang relatif singkat ini akan terasa sangat dirindukan ketika beberapa tahun kedepan saat kita membuka kembali berkas, dokumentasi, serta gambar-gambar yang sempat terekam saat KKN berlangsung.