ImajiSemu.com – Berhubung hari ini dari sore dan malam ada beberapa tempat yang diguyur oleh hujan, jadi punya keinginan untuk menulis artikel tentang doa ketika hujan turun. Mungkin sudah banyak yang paham dan lebih paham terkait salah satu Doa ini. Namun tidak ada salahnya penulis merangkumnya untuk keperluan pribadi penulis. Syukur-syukur bisa diamalkan oleh pembaca juga.
Langsung saja tanpa banyak basa-basi, berikut kita bahas lebih lanjut.
Doa Ketika Hujan Turun
اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Allahumma shoyyiban naafi’an
Yang artinya adalah “Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.” (HR.Bukhari no.1032)
Dalam doa di atas, kita diperintahkan atau dianjurkan untuk beroda yang baik yaitu memohon agar diturunkan oleh Allah SWT hujan yang penuh manfaat. Hujan merupakan rahmat. Dari hujan, tanah yang kering dan tandus bisa menjadi tanah yang subur. Kemarau yang berkepanjangan akan menjadi sangat indah bila dibasuh dengan rintik air hujan yang berjatuhan dari langit.
Berikut isi hadist lengkapnya dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Yang artinya adalah: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban naafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari no.1032)
Menurut Ibnu Baththol, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5: 18, Asy Syamilah)
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
Yang artinya adalah: “Dua doa yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Menurut Syaikh Al Albani hadits ini sanad-nya hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).
Baca juga: Adab dan Sunnah Berhari Raya
Doa Saat Hujan Turun Lebat
Kemudian ketika hujan yang turun sudah terasa semakin lebat, ada doa-nya juga untuk memohon agar hujannya berkurang atau agar cuacanya kembali normal/cerah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari
Yang artinya adalah: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014).
Doa di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya menurut Syaikh Sholih As Sadlan. (Lihat Dzikru wa Tadzkir, Sholih As Sadlan, hal. 28, Asy Syamilah)
Doa Waktu Hujan Sudah Berhenti
Yap seperti doa makan, ada doa sebelum dan ada yang sesudah.
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya.
Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan, ”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?”
Kemudian mereka mengatakan,”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), makadialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).
Mungkin Anda menyukai: Adab & Sunnah berhari raya
Allah berfirman dalam Al Quran surah Yunus ayat 5:
ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَ الشَّمۡسَ ضِیَآءً وَّ الۡقَمَرَ نُوۡرًا وَّ قَدَّرَہٗ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُوۡا عَدَدَ السِّنِیۡنَ وَ الۡحِسَابَ ؕ مَا خَلَقَ اللّٰہُ ذٰلِکَ اِلَّا بِالۡحَقِّ ۚ یُفَصِّلُ الۡاٰیٰتِ لِقَوۡمٍ یَّعۡلَمُوۡنَ
Artinya:
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) krpada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus ayat 5).
Demikianlah sedikit pembahasannya semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa rumahnya kudu di tinggalin.
Sumber :